top of page

Blog Post

  • Writer's picturezuhrufi

Bromo, Ilham, dan Gue

Ditulis pada 19 Mei 2013. Diunggah ulang dari blog lama.


Apa sih yang salah sama gue? Udah cakep, kan? Celana panjang, keren. Sweater, oke. Make up, manis. Tapi kemana sih Ilham? Udah pukul setengah sembilan malam dan gue masih imut duduk sendirian di depan Simpang Lima Gumul. Itu, bangunan keren yang mirip Arc de Triomphe du I’Etoile di Paris itu! Eh, itu Ilham!

Ilham, temen SMP gue, yang sekarang ternyata tambah charming karena udah nggak ketemu semenjak beberapa bulan yang lalu. Kangen banget sama dia. Karena gue harus pindah ke Surabaya, mau nggak mau harus tetep keep in touch sama dia lewat twitter dan beberapa socmed lainnya. Nah, kali ini Ilham mau ngajak gue ke suatu tempat, entah kemana. Mau diculik kali gue sama dia. Mau banget kali!

Ilham melambaikan tangannya. Gue hanya tersenyum sambil terus berdoa semoga Ilham nggak tau kalo gue, gugup. Untungnya akal gue masih berfungsi. Segera kuraih lengannya, menariknya buat jalan-jalan mengelilingi monumen cantik ini. Gue cerca Ilham dengan berbagai pertanyaan: kenapa dia telat, gimana kerjaannya, gimana hidupnya, yah, whatever yang keluar dari mulut gue tentang hidup Ilham saat ini. Setengah jam kemudian kita pergi karena harus lanjutin perjalanan yang ternyata, ke... Bromo???

Unfortunately, gue hanya tidur di mobil sepanjang perjalanan. Huh, gue melewatkan momen penting buat ngobrol sama Ilham malem ini. Pukul 03.30 am kita sampai. Entah di mana itu, yang jelas Ilham ngajak gue yang masih terkantuk-kantuk buat naik jeep. Jalannya yang nggak mulus membuat gue nggak bisa tidur dan nggak bisa tenang. Sekitar sejam kemudian kita sampai di Pananjakan. Ilham ngajak gue buat sholat shubuh dulu. Ya ampun, rasanya tuh keren banget kita berdua sholat di daerah Bromo yang dinginnya minta ampun sampai gue harus pake baju tebel berlapis-lapis dan Ilham hanya tertawa.

Habis sholat subuh, gue dikejutkan lagi sama Ilham. Ya Tuhan! Iham duduk tepat di samping gue ketika gue melongo memandang matahari terbit dari balik gunung entah apa itu namanya. Sumpah, Ham! Lo keren banget sih!

Setelah puas menunjukkan kehebatannya tentang surprise-nya itu, Ilham ngajak gue masuk jeep lagi buat turun ke bawah. Kita ngelewatin hamparan pasir yang luas, yang kayak di film Pasir Berbisik itu lho! Beberapa menit kemudian kita turun dan Ilham berubah jadi Teletubbies, hehe. Nggaklah, ia bilang bukit-bukit itu namanya bukit Teletubbies, soalnya mirip banget kayak yang di film boneka gede yang warna-warni itu. Gue puas difoto terus sama Ilham di bukit hijau ini.

Setelah agak siang, Ilham ngajak cabut lagi. Kali ini Ilham nantang gue buat naik lihat kawahnya. Baru berjalan beberapa ratus meter aja gue udah capek, tapi Ilham nyemangatin terus. Gara-gara itu semangat gue muncul lagi. Setelah mendaki 145 anak tangga -itu itungan gue- akhirnya gue berhasil juga menyelesaikan tantangan cowok ini. Ilham ngulurin tangannya ke gue, nolongin buat naik satu pijakan lagi. Di atas sana gue lihat pemandangan yang kerennya nggak abis-abis. Kita berdua ngobrol panjaaangg banget. Seru banget deh kalo di deketnya Ilham.

Siangnya kita habisin buat di perjalanan sama mampir di salah satu kedai makanan. Ilham memang top banget soal traveling. Kita terusin perjalanan pulang sambil debat seru sambil dengerin musik kesukaan kita dulu.

Sorenya kita sampai di Alun-alun Batu. Ilham ngajak gue sholat dulu trus naik bianglala yang lebih gede dari yang di pasar malem. Senengnya, kita cuma berdua naik itu sambil ngobrolin ramenya Kota Batu kalo malem.

Kita menutup perjalanan ini dengan makan malam di kedai yang terletak di sepanjang jalan di pinggir tebing. Tepat dari meja tempat kita duduk , gue dan Ilham bisa memandang cahaya kota Malang yang kalo malem indah banget. Emang cahaya lampunya masih lebih indah di Paris, tapi Ilham berhasil menggantinya malam ini. Ilham, makasih ya!

Asal-usul penulisan klik di sini dan di sini

*cover post bukan di bromo anw, nyari (nggak) random di wix hehe

31 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page