top of page

Blog Post

  • Writer's picturezuhrufi

ASUS Laptopku

"Laptop kamu apa, sih?"

Kalau ada seseorang yang bertanya seperti itu kepada saya, saya akan dengan bangga menjawab "ASUS" ditambah dengan embel-embel sedikit pamer menceritakan berapa tahun sudah usianya. Tidak kurang dari tujuh tahun. Iya, sesetia dan sesayang itu saya dengan laptop Asus A43E saya :)


Saya masih ingat sekali ketika saya mulai masuk sekolah menengah atas di sebuah kota yang terletak kurang lebih tiga puluh kilometer dari rumah. Sebagai anak desa yang merantau ke kota, saya cukup terpukau dan lalu iri melihat teman-teman sekelas saya yang hampir setiap hari pergi ke sekolah membawa laptop. Bagi saya di tahun 2010, sebuah laptop merupakan barang mewah yang cukup bisa saya impikan saja. Ketika teman yang lain asyik bermain Plants vs. Zombies, saya hanya bisa menumpang nonton sambil menduga-duga betapa serunya memainkan game tersebut di laptop :')


Setelah kenaikan kelas dan mensyukuri bahwa saya (masih) bisa meraih peringkat satu di kelas yang cukup kompetitif, saya meminta hadiah peringkat satu saya untuk dibelikan sebuah laptop. Sebagai fanatik warna ungu, saya bertekad untuk mencari sebuah laptop dengan desain warna favorit saya. Sayangnya, warna ungu sepertinya bukanlah pilihan pasar saat itu melihat sedikitnya laptop dengan desain yang unik dan menarik. Akan tetapi, jika dilihat dari segi selain warna pilihan saya, ternyata Asus pada saat itu sudah selangkah di depan dibandingkan yang lain. Saya memilih laptop kesayangan saya, Asus A43E, karena desain cover dan warnanya yang menarik. Berwarna dan berbeda dari yang lain. Yang saya sangat sukai dari laptop Asus A43E ini adalah penggunaan frame aluminium metalik yang menjadikan laptop ini salah satu yang sangat bergaya di tahun awal munculnya. Selain itu, teknologi Asus IceCool yang terintegrasi dalam laptop ini membuat saya betah mengerjakan tugas berjam-jam karena tidak mudah panas saat telapak tangan menyentuh sandaran. Dan yang paling penting, input multi-touch yang tersedia membuat pengerjaan saya lebih efektif hanya dengan mengombinasikan gerak jari di touchpad untuk shortcut-shortcut mengagumkan.


Lepi, begitu saya memanggil laptop saya. Jika persahabatan berlaku tidak hanya dengan makhluk hidup, maka saya dan Lepi sudah pasti adalah BFF saya hehe. Sudah lebih dari tujuh tahun saya dan Lepi menikmati lika-liku kehidupan: dari mulai masa putih abu-abu yang banyak orang sepakat tidak akan terlupakan, perjuangan lulus ujian sekolah, tangis haru mendapati nama saya tertera lulus ujian masuk universitas idaman, menyelesaikan hampir semua tugas kuliah, menonton film bersama sahabat, pergi ke luar negeri untuk PPL, menemani sedih dan senang kala skripsi, hingga akhirnya membawa saya hingga kuliah lagi sejauh ini. Semua yang saya peroleh, ada bagian yang sangat besar yang Lepi berikan. Terima kasih, Lepi tersayang :)


Namun sesayang-sayangnya saya dengan Lepi, perjuangan dengannya tidak selamanya menyenangkan. Sebagai laptop generasi agak tua, Lepi berat sekali. Saya masih ingat ketika dulu harus berlari-lari di bandara dengan membawa Lepi dalam ransel saya. Saya juga masih ingat betul setiap kali saya harus ke kampus berjalan kaki cukup jauh diterpa sinar matahari sekian derajat celcius sambil menggendong Lepi karena akan presentasi.


Lalu? Udah gak sayang sama Lepi lagi gitu? :(

Hmm bukaan, bukan begitu tapiii.....


Melihat usianya yang sudah seperti anak sekolah dasar, saya sering tidak tega menggunakan Lepi berlama-lama meskipun kondisinya masih bagus. Ini salah satu hal yang membuat saya bersyukur tak salah memilih Asus untuk menemani saya menuntaskan pekerjaan digital selama enam tahun ini. Hanya saja, Lepi yang berat membuat ruang gerak saya kurang efisien. Saya malas membawanya ke kampus karena harus menggunakan ransel besar dan berat. Saya pikir jika laptop ini ringan maka akan sangat membantu pekerjaan dan kuliah saya. Dan taraaaa.... kini ASUS mengeluarkan produk baru dengan desain yang sangat menunjang bagi semua orang yakni ASUS VivoBook Flip TP410.


Ini niih tampilan ASUS VivoBook Flip TP410. Elegan, ya?

ASUS VivoBook Flip TP410 ini unik karena multidesain. Selain menjadi laptop, tipe ini bisa diutak-atik bentuknya menjadi tiga macam: media stand, responsive tablet, dan shared viewer. Cocok sekali dengan keinginan saya yang sedari beberapa bulan yang lalu mencari tablet tapi belum menemukan yang sesuai harapan. Tidak perlu ragu karena kekuatan engselnya sudah teruji (sudah melalui tes terbuka dan diulangi sebanyak 20.000 wow). Nah, dengan multidesain seperti itu, maka laptop ini disempurnakan dengan penggunaan layar sentuh yang 'ultra-akurat'. Bagi yang lebih nyaman menggunakan pen, tenang saja. VivoBook Flip TP410 sangat memungkinkan penggunanya untuk menggunakan ASUS Pen sebagai alat bantu.


Ditambah lagi, seperti yang sudah saya sebutkan, alasan saya ingin 'menambah' (bukan 'mengganti' karena Lepi sudah sangat berjasa dalam lebih dari sepertiga usia hidup saya) laptop adalah karena profil VivoBook Flip TP410 yang tipis dan ringan. Beratnya hanya 1,6kg dengan ukuran layar 14 inci dan tebal (atau tipis?) hanya 19,2mm. Buku kuliah saya saja kalah tebal hehe dan saya bisa membayangkan model VivoBook Flip TP410 ini aslinya pasti begitu ramping. Tentu saja saya akan sangat terbantu dengan desain jenius ini karena saya bisa dengan mudah membawanya kemana-mana, terutama saat kuliah, mengerjakan tugas, dan bekerja.


Tidak hanya terkait bodi yang ringan, berdasarkan pengalaman menggunakan A43E, penggunaan chassis aluminium pastinya membuat tampilan laptop ini semakin elegan. Terlebih lagi, tampilan NanoEdge yang memungkinkan layar laptop manis ini memasang full HD 14 inci pasti akan memikat siapapun yang memandangnya. Dilengkapi dengan teknologi yang mutakhir, layar Full HD akan membuat tampilan warna dan kontras yang pastinya superb. Sementara itu, teknologi ASUS SonicMaster akan membuat audio yang dihasilkan membuat orang-orang terhanyut dengan efek suara yang dihasilkan.

Sebagai anak kuliahan yang menyimpan banyak data penting dan hobi fotografi, tentunya saya memerlukan prosesor yang bagus dan memori yang besar. Dengan prosesor Intel Core i7 generasi ke 7, saya tidak perlu cemas lagi jika laptop tiba-tiba 'lemot' disaat saya harus buru-buru mengejar deadline. Apalagi, teknologi ASUS Battery Health Charging yang digunakan tentu akan sangat membantu saya mengerjakan tugas kuliah tanpa kebingungan mencari catu daya karena VivoBook Flip TP410 dapat bertahan hingga seharian. Sungguh nikmat Tuhan manakah yang saya dustakan mengingat daya Lepi A43E mulai sering kehabisan daya di saat baterai menunjukkan 50% pemakaian. Ya, maklumlah ia sudah anak SD hehe. Pun demikian dengan saya yang memerlukan memori yang besar untuk mengolah hasil fotografi saya. Dengan memori 16GB dan grafis diskrit NVIDIA GeForce 930MX, saya percaya VivoBook Flip 14 adalah pilihan yang tepat untuk saya.


Namun ada satu hal lagi yang membuat ASUS VivoBook Flip TP410 lebih memesona. Terdapat tombol backlit yang dapat mengontrol cahaya sekitar. Jadi kalau saya lagi begadang sampai dini hari dengan kondisi cahaya yang terbatas tidak perlu bingung menerka-nerka tombol keyboard haha (pengalaman banget, nih). Bahkan, ASUS VivoBook Flip 14 sudah disempurnakan dengan Windows Hello yang menggunakan sensor sidik jari touchpad sehingga akses akan jauh lebih mudah dan aman.

Tampilan layar ASUS VivoBook Flip TP410

Jadi, dengan fitur-fitur luar biasa yang dihadirkan oleh ASUS VivoBook Flip TP410, alasan apalagi yang perlu saya kemukakan untuk tidak "menambah" teman bagi Lepi?


Artikel ini ditulis untuk diikutsertakan dalam ASUS Laptopku Blogging Competition by uniekkaswarganti.com


29 views1 comment
bottom of page